“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung” (QS. Al Ahzaab: 35).“Aku (Alloh) terserah persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya (memberi rahmat dan membelanya) bila dia menyebut nama-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam dirinya, aku menyebut namanya pada diri-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam perkumpulan orang banyak, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih banyak dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal (dengan melakukan amal shaleh atau berkata baik), maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila dia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat (lari)”.HR. Bukhari: 8/171 dan Muslim: 4/2061, lafadz hadits ini dalam shahih Bukhari,“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran, akan mendapatkan satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh semisalnya. Aku tidak berkata: Alif Laaam Miim, satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf ”.HR.Tirmidzi 5/458, lihat Shahih Tirmidzi 3/9 Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu Agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Kuridhoi Islam itu jadi Agama Bagimu (Al Maidah: ayat 3)
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu Agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Kuridhoi Islam itu jadi Agama Bagimu (Al Maidah: ayat 3)

Neraka Surga Apakah Kekal

Minggu, 03 Juli 2011 ·

Surga dan Neraka Kekal

Firman Allah swt :

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُواْ فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ إِلاَّ مَا شَاء رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُواْ فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ إِلاَّ مَا شَاء رَبُّكَ عَطَاء غَيْرَ مَجْذُوذٍ

Artinya : “Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, Maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Huud : 106 – 108)

“Selama ada langit dan bumi” adh Dhahak mengatakan,”Selama langit surga dan neraka serta bumi keduanya (surga dan neraka). Dan setiap yang berada diatasmu dan melindungimu adalah langit sedangkan setiap yang menjadi pijakan kakimu adalah bumi.
Para ahli makna mengatakan bahwa kalimat ini adalah perumpamaan terhadap “selamanya” yang digunakan oleh orang Arab. Mereka mengatakan : “Saya tidak akan mendatangimu selama langit dan bumi, dan dia tidak akan terjadi ini selama pergantian malam dan siang, artinya adalah abadi.

Sedangkan terhadap firman Allah “kecuali jika Tuhanmu menghendaki” telah terdapat perselisihan tentang makna dua buah perumpamaan ini. Sebagian mereka mengatakan bahwa perumpamaan pada “orang-orang yang celaka” ditujukan kepada suatu kaum dari orang-orang beriman yang dimasukkan Allah ke neraka dikarenakan dosa-dosa yang dilakukannya kemudian Allah swt mengeluarkan mereka darinya sehingga ia merupakan pengecualian selain jenis, karena mereka yang telah dikeluarkan itu adalah orang-orang yang bahagia yang telah dikecualikan Allah dari kelompok orang-orang celaka.

Sebagaimana riwayat dari Anas ra bahwa Nabi saw bersabda,”Akan tertimpa suatu kaum dengan api dari neraka dikarenakan dosa-dosa yang dilakukannya sebagai sangsi (baginya) kemudian Allah masukkan mereka ke surga dengan karunia rahmat-Nya, dan merekalah yang disebut dengan “al Jahannamiyun” Juga yang diriwayatkan dari ‘Imron bin Hushoin dari Nabi saw bersabda,”Kelak akan dikeluarkan suatu kaum dari neraka denan syafaat Muhammad yang kemudian mereka dimasukkan ke surga dan mereka dinamakan “al Jahannamiyin”

Adapun kalimat pengecualian pada “orang-orang yang bahagia” ditujukan kepada lamanya mereka mendiami neraka sebelum dimasukkan ke surga.

Ada yang mengatakan : “Kecuali jika Tuhanmu menghendaki dari kedua golongan itu dengan memanjangkan usia mereka di dunia dan menahan mereka di barzakh antara fase kematian dan kebangkitan sebelum mereka dikembalikan ke surga atau neraka, yaitu mereka kekal didalam surga atau neraka kecuali sebatas masa itu.

Ada yang mengatakan,”Kecuali jika Tuhanmu menghendaki” maknanya adalah mereka kekal didalamnya selama ada langit dan bumi kecuali jika Tuhanmu menghendaki”. Dan termasuk (kalimat) tambahan adalah “sepanjang kekekalan langit dan bumi” sehingga maknanya adalah ‘kekal didalamnya’, sebagaimana apabila kamu mengatakan,’Uang fulan ada padaku seribu kecuali dua ribu’ artinya ‘kecuali dua ribu yang telah diberikan.’

Ada yang mengatakan bahwa ‘kecuali’ bermakna ‘dan’, yaitu sungguh Tuhanmu telah menghendaki kekalnya mereka di neraka dan mereka di surga, sebagaimana firman-Nya :

لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلاَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنْهُمْ


Artinya : “Agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim.” (QS. Al Baqoroh : 150)

Ada yang mengatakan,”Maknanya adalah seandainya Tuhanmu menghendaki pasti Dia mengeluarkan mereka darinya akan tetapi Dia tidak menghendaki kekakalan bagi mereka.

Al Farro mengatakan,”Pengecualian ini adalah pengecualian Allah yang tidak Dia lakukan, sebagaimana perkataanmu,’Demi Allah aku pasti memukulmu kecuali aku berfikir selain hal itu dan keinginanmu untuk memukulnya.” (Tafsir Al Baghowi juz IV hal 200 – 201)

Tentang kekekalan (keabadian) surga dan neraka ini juga diungkapkan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah yang mengatakan bahwa para ulama salaf dan imam umat serta seluruh ahlus sunnah wal jama’ah telah bersepakat bahwa diantara makhluk yang tidak hilang dan tidak lenyap keseluruhan seperti surga, neraka, arsy dan lainnya.

Tidaklah yang mengatakan kefanaan semua makhluk kecuali sekelompok ahli kalam pembuat bid’ah, seperti Jahm bin Shafwan serta orang-orang Mu’tazilah, dan perkataan ini tidak benar, bertentangan dengan Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya serta ijma para salaf dan imam umat ini, sebagaimana hal itu ditunjukkan dengan kekekalan surga serta penduduknya dan kekekalan yang lainnya.. (Majmu’ al Fatawa juz XVIII hal 3)

Imam ath Thahawi didalam menjelaskan firman Allah :

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ


Artinya : “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” (QS. Al Qashash : 88)

Maksudnya adalah “Tiap-tiap sesuatu dari apa yang telah ditetapkan Allah atasnya untuk fana (lenyap) maka ia akan binasa” sedangkan surga dan neraka diciptakan untuk kekal (abadi) dan tidak lenyap, demikian pula arsy karena ia adalah langit dari surga.

Adakah Kehidupan Setelah Akherat

Firman Allah swt :

قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِّن سَبِيلٍ

Artinya : “Mereka menjawab: "Ya Tuhan Kami Engkau telah mematikan Kami dua kali dan telah menghidupkan Kami dua kali (pula), lalu Kami mengakui dosa-dosa kami. Maka Adakah sesuatu jalan (bagi Kami) untuk keluar (dari neraka)?" (QS. Ghofir : 11)

Imam Asy Syaukani mengatakan bahwa disebutkannya dua kali di dua tempat sebagai sifat untuk kata dasar yang dihilangkan, yaitu : “Engkau matikan kami dengan kematian dua kali dan Engkau hidupkan kami dengan kehidupan dua kali”

Maksud dari dua kali kematian adalah bahwa mereka dahulu sebagai nuthfah yang tidak ada kehidupan bagi mereka didalam sulbi bapak-bapak mereka kemudian Dia swt mematikan mereka setelah mereka hidup di dunia. Sedangkan dua kali kehidupan maksudnya bahwa Dia swt menghidupkan mereka dengan kehidupan pertama di dunia kemudian Dia swt menghidupkan mereka saat kebangkitan, seperti firman-Nya :

وَكُنتُمْ أَمْوَاتاً فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ


Artinya : “Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali.” (QS. Al Baqoroh : 28)

Ada yang mengatakan bahwa arti dari ayat itu adalah mereka dimatikan di dunia pada saat selesai ajal mereka kemudian Allah menghidupkan mereka di kubur-kubur mereka saat ditanya (malaikat) kemudian dimatikan kemudian Allah menghidupkan mereka di akherat. (Fathul Qodir juz VI hal 313)

Dengan demikian bahwa kehidupan terkahir adalah kehidupan di akherat, manusia tidak dimatikan lagi di sini untuk kemudian dihidupkan kembali didalam suatu kehidupan yang baru, sebagaimana ditegaskan didalam sebuah hadits bahwa Rasulullah saw bersabda,”Apabila penduduk surga sudah dimasukkan ke surga dan penduduk neraka telah dimasukkan ke neraka maka didatangkanlah kematian dan diletakkan diantara surga dan neraka lalu (kematian) itu disembelih kemudian ada yang menyeru dengan seruan,’Wahai penduduk surga kalian tidak akan mati, wahai penduduk neraka kalian tidak akan mati.’ maka bertambahlah bagi penduduk surga satu kebahagian dari berbagai kebahagian mereka dan bertambahlah bagi penduduk neraka satu kesedihan dari kesedihan mereka.” (HR. Bukhori)

Wallahu A’lam

0 komentar:

Posting Komentar

Kajian Islam Sunnah

Rodia Rodja Online

Server-1
Server-2
Radio Rodja Channels jika mau dengar ini anda harus ada

Get the Flash Player Plugin For Windows Click logo to download

Situs Ar-Rahmah.com Situs Jihad


Sebuah Gerakan Kebangkitan Islam


Hadist


Do'a

Photobucket

"Wahai Dzat yang Membolak-balikkan Hati, Tetapkan Hatiku Dalam Agama-Mu"

Sunnah yang ditinggalkan

Mutiara Hadits dan Hikmah

Hadits Terasing

Hadits Larangan Bid'ah

Mutiara Hikmah